DKV UNESA Hadirkan Tupaikidal guna Kuatkan Potensi Komik Digital pada Mahasiswa
DKV_UNESA, SURABAYA - Transformasi era digital telah membawa komik dari bentuk konvensional ke ranah digital, dengan webtoon sebagai pelopor aplikasi komik digital yang semakin populer. Menyadari perkembangan tren ini, Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) UNESA melalui Lever Up 9 menyelenggarakan workshop eksklusif secara daring bertajuk "Cut to the Chase About Webtoon", dimulai pukul 07.30 WIB, pada Selasa, 6 Agustus 2024, dengan menghadirkan Tupaikidal, seorang webtoonist terkenal, untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam industri komik digital.
Kegiatan ini dibuka oleh Koorprodi S-1 Desain Komunikasi Visual, Marsudi, S.Pd., M.Pd. Dalam sambutannya, Marsudi menekankan bahwa Workshop ini dirancang untuk mengasah bakat dan minat peserta dalam memahami proses pembuatan webtoon. "Komik bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga bisa menjadi media untuk pemecahan masalah. Bila potensi ini ditekuni, bisa menjadi salah satu sumber pendapatan yang sangat menjanjikan bagi mahasiswa," jelasnya.
Tupaikidal adalah seorang Komikus yang akrab disapa Juki. Ia berkecimpung di industri komik selama lima tahun dan memulai kariernya sebagai asisten komikus sebelum pada akhirnya menjadi kreator mandiri. Pada workshop ini, Juki membahas berbagai tahap penting dalam produksi webtoon, mulai dari dasar hingga tahap penyusunan yang lebih kompleks.
Menurut Juki, ada tiga tahapan utama dalam pembuatan webtoon:
1. Pra-production: Pembuatan script, thumbnailing, dan storyboard.
2. Production: Proses sketsa, inking, dan coloring.
3. Post-production: Rendering atau finishing, lettering, dan proofreading.
"Proses kreatif dalam merancang komik digital, sangat fleksibel. Setiap kreator memiliki caranya sendiri. Jadi temukan metode yang paling nyaman untuk kalian," ujar Juki.
Poster Level Up 9 “Workshop Spesial Komik” |
Merespons pertanyaan-pertanyaan dari peserta, Juki juga membagikan beberapa tips sebagai berikut.
1. Cara memasuki dunia industri adalah dengan berani mengikuti challenge atau kompetisi komik.
2. Memupuk semangat dan dedikasi dengan cara belajar dan memperbaiki karya komik.
3. Tidak harus menggunakan alat yang canggih. Yang lebih penting adalah kemauan untuk belajar dan terus berusaha.
Nisrina Weningtyas Syifa Dwi Mulyono selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa workshop ini sukses menarik perhatian 213 peserta dari dalam dan luar UNESA. Peserta sangat antusias dengan sesi bedah komik karya terpilih dari beberapa peserta. Beberapa peserta mengajukan diri agar karya komiknya dapat dibedah.
“Bedah karya ini sebagai sarana pembelajaran bagi peserta dalam meninjau aspek-aspek penting seperti alur paneling dan keseimbangan dialog. Selain itu antusiasme peserta tampak jelas melalui berbagai pertanyaan yang diajukan,” imbuh Nisrina.
Dia berharap, kegiatan ini bisa menjadi awal yang baik, bekal yang bagus bagi mahasiswa yang akan terjun ke dunia industri. “Workshop ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga memotivasi para peserta untuk terus berkarya dan mengeksplorasi dunia webtoon,” harapnya.