Mahasiswa Unesa Meraih Juara 1 Lomba Fotografi PEKSIMIDA Kategori Foto Hitam Putih
Mahasiswa Negeri Unesa kembali
menyabet Prestasi, kali ini Aditya Ari Aldiansyah, Mahasiswa fakultas Bahasa
dan Seni Jurusan Desain Komunikasi Visual meraih juara pertama lomba fotografi
di Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) kategori foto hitam putih yang
dilaksanakan di Universitas Wiraraja, Sumenep, Jawa Timur.
Awalnya ia hanya berencana ingin
masuk kedalam peringkat 5 besar, namun siapa sangka mahasiswa berprestasi ini
mendapatkan peringkat pertama. Pada awalnya ia sempat merasa minder oleh
kelengkapan kamera dari peserta lain yang lebih unggul darinya, namun dengan
keyakinannya ia tetap berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil foto
yang terbaik. Menurut Aditya, lomba kali ini merupakan challenge yang seru, menambah wawasannya terkait dunia fotografi
dan merupakan evaluasi ketika ia mengikuti lomba tingkat provinsi saat SMA
namun tidak mendapatkan penghargaan. Oleh karena itu di lomba ini ia tidak mau
mengulangi kegagalannya dan memaksimalkan usahanya dengan berhasil lolos
mewakili Jawa Timur dan melaju ke tingkat Nasional.
Saat ditanya kapan mulai tertarik
dengan dunia fotografi, ia mengatakan bahwa baru-baru ini mulai tertarik
sekitar awal tahun 2022, karena sebelumnya ia lebih cenderung ke dunia
videografi, namun karena videografi membutuhkan banyak tim, akhirnya ia lebih
ingin mencoba terjun ke dunia fotografi yang mampu ia kerjakan seorang diri.
Salah satu orang yang menginspirasinya adalah Dikye Darling, seorang fotografer
yang memiliki trik trik jitu agar menang dalam lomba fotografi.
“Membumi” adalah tema lomba yang ia
ikuti, membumi sendiri merupakan salah aktivitas khas dari Madura. Dan foto
yang ia ambil menangkap gambar bangunan
lama masjid sumenep Madura dan dikombinasikan dengan seorang anak yang sedang
fokus mencuci piring membatu ayahnya berjualan dan terdapat uang lima ribu
rupiah yang sedang terjatuh dijalan. Makna dibalik foto ini adalah rasa ikhlas
dari seorang anak dalam membantu orang tuanya tanpa adanya rasa pamrih,
“Fotografi itu menciptakan sejarah”
jawabnya ketika ditanya arti fotografi untuknya, ia yakin bahwa apapun foto
yang ia jepret akan abadi sampai kapanpun, dan fotografi juga tentang etika
bersosial, ketika melakukan fotografi kita dapat berinteraksi dengan orang
orang untuk menambah relasi dan inspirasi juga menghargai satu sama lain.
Pesannya
untuk seluruh teman-teman, “jika ingin menekuni sesuatu, jangan banyak alasan
untuk tidak melakukan sesuatu, contohnya jika kita tertarik dengan fotografi,
jangan beralasan bahwa tidak punya kamera atau lensa yang bagus, untuk sekarang
buang alasan-alasan itu, karena alasan-alasan itu tidak membuatmu menjadi baik
dan sukses, segala hal yang menjadi hambatan dapat dilewati dengan usaha masing
masing, tetap fokus dan lakukan hal yang kalian inginkan dengan ikhlas, bertanggung
jawab, dan berusaha semaksimal mungkin”