Jersey Sepak Bola dalam Sudut Pandang Desain Komunikasi Visual

Dalam sepak bola, jersey atau seragam menjadi ciri utama tim yang bertanding. Kemunculannya di dalam game lahir dari kebutuhan akan komunikasi visual. Jersey diperkenalkan terutama untuk memenuhi kebutuhan penonton dan pemain agar lebih mengenali tim lawan secara visual, sebelum menggabungkannya dengan fitur lain seperti kenyamanan. Sangat mudah untuk membayangkan sebuah tim sepak bola mengenakan seragam yang sama dengan lawannya.
Akan sulit bagi penonton untuk menikmati pertandingan. Sulit untuk menentukan tim mana yang menyerang atau bertahan. Bagi para pemain, masalah ini bisa menjadi lebih rumit. Jika intensitas permainannya tinggi maka diperlukan proses identifikasi lawan dan teman secara cepat. Seragam yang sama memastikan proses identifikasi hanya didasarkan pada penglihatan melalui pengenalan wajah. Tentu saja hal ini membutuhkan proses penangkapan yang tidak sebentar, sehingga pemain rentan melakukan umpan yang salah dan mudah kehilangan bola.
Ketika sepak bola sendiri mulai berkembang sekitar abad ke-18, belum ada aturan resmi mengenai jersey pertandingan sepak bola. Pemain bebas mengenakan seragam apa pun selama pertandingan. Seragam kriket, kemeja formal, dan jaket flanel sering dipakai. Faktanya, beberapa klub menggunakan topi, syal, dan ikat pinggang untuk membedakan tim mereka.
Jersey yang digunakan oleh Sheffield FC, klub tertua didunia berdiri pada 1857 Sumber : www.historicalkits.co.uk |
Aturan perlengkapan sepak bola baru pertama kali dibuat pada tahun 1891 oleh Football Association (FA), asosiasi sepak bola Inggris. FA telah memutuskan bahwa semua klub harus mengenakan seragam. Semua klub wajib mendaftarkan warna jerseynya. Saat itu, warna jersey menjadi pengenal visual utama yang membedakan dua tim yang bersaing.
Setelah itu, peraturan jersey menjadi semakin ketat untuk menjamin kenyamanan visual selama pertandingan. Tim tuan rumah harus mengganti jerseynya jika warnanya cocok atau mirip dengan seragam tim tamu. Aturan ini dibatalkan pada tahun 1921. Tim tamu diharuskan mengganti warna jersey selama pertandingan tandang. Hal ini menciptakan aturan jersey kandang dan tandang yang masih berlaku hingga saat ini.
Elemen visual sebagai identitas jersey
Olahraga ini semakin populer dan pembentukan identitas warna tunggal tidak mampu mengakomodasi banyaknya tim sepak bola yang bermunculan baik di tingkat klub maupun negara bagian. Elemen visual lainnya juga mulai bermunculan, seperti kombinasi warna, garis tunggal, garis berulang, dan ikat pinggang jersey. Tim Amerika Latin adalah yang pertama mempopulerkan penambahan elemen visual ini.
Seiring dengan kemajuan teknologi pembuatan jersey, yang sebagian dibantu oleh industrialisasi sepak bola, jersey semakin membawa beban identitas. Kalau dilihat sekarang, jersey memiliki banyak sekali elemen visual yang tersemat di dalamnya, mulai dari logo tim, logo apparel, logo sponsor, nomor punggung dan nama punggung, hingga pola kain jersey yang biasa disebut jacquard. Jarang sekali kita menemukan jersey yang terlihat simpel dalam satu warna atau memadukan elemen grafis sederhana tanpa embel-embel.
Tipografi pada Desain Nomor Punggung
Menambahkan nomor pada jersey merupakan langkah revolusioner dalam dunia sepak bola. Gerakan ini dimulai oleh Arsenal pada tahun 1928. Arsenal, yang saat itu dikelola oleh Herbert Chapman, menghadapi Sheffield pada hari Rabu. The Gunners memperkenalkan nomor punggung 1 hingga 11. Langkah ini disambut baik karena memberikan akses visual kepada penonton untuk mengidentifikasi setiap individu dan memberi mereka penilaian yang sesuai berdasarkan kinerja mereka di lapangan.
Saat ini penggunaan nomor punggung biasanya dibarengi dengan penggunaan nama belakang. Ada banyak huruf dan angka yang perlu dirancang untuk memenuhi persyaratan ini. Sejak awal, desain nomor belakang telah diperkenalkan dengan berbagai jenis tampilan karakter. Tidak jarang font serif digunakan tidak hanya pada font sans serif tetapi juga pada edisi belakang. Dalam memilih jenis dan desain teks di balik angka, perhatian khusus harus diberikan pada faktor keterbacaan dan keterbacaan bentuk huruf dan angka.
Desain typeface nameset Real madrid tahun 2021-2024 Sumber : www.footyheadlines.com |
Jersey sebagai Desain Media Promosi
Jersey sepak bola tidak hanya menyampaikan identitas, tetapi juga menjadi media periklanan bagi brand dan sponsor. Sponsor memiliki porsi yang besar terhadap jersey tersebut karena banyak mata dan kamera yang secara sadar atau tidak fokus tertuju pada jersey yang dikenakan para pemain. Rekor sponsorship jersey termahal saat ini dipegang oleh brand Fly Emirates yang menangani jersey Real Madrid dengan total nilai kontrak 1,17 miliar per musim.
Bagi beberapa klub, sponsorship kaos merupakan sumber pendapatan utama yang mendukung keberlangsungan klub. Daripada hanya satu atau dua sponsor, terkadang hingga puluhan sponsor dikaitkan dengan sebuah jersey. Penempatan yang ceroboh dapat mengurangi fungsi dan estetika jersey. Oleh karena itu, jika jersey klub Anda memiliki banyak sponsor, Anda memerlukan aturan dan tata letak yang jelas dan tidak ambigu.
Layout sponsor jersey bali united musim 2023-2024 Sumber : www.baliutd.com |
Pada akhirnya, inilah bagaimana jersey berevolusi. Bukan lagi sekedar kostum di lapangan, namun telah berkembang menjadi alat komunikasi visual yang kompleks. Tantangan komunikasi yang dirasakan bukan hanya soal identitas, ada juga kekhawatiran lain yang perlu diakomodasi dalam jersey tersebut. Oleh karena itu, tidak salah jika pendekatan ilmiah terhadap desain komunikasi visual memang diperlukan untuk merancang perlengkapan sepak bola yang memenuhi kebutuhan industri sepak bola saat ini dan masa depan.
Penulis : A Arif Wicaksono
Penyunting : M Widyan A